Klip Dokumenter
Kesedihan hati
02:29
Curahan hati Mama Elisabet Ndiwaen akan hutan yang hancur tempat mereka menggantungkan hidup.
Hutan sebagai asal-muasal manusia
02:34
Mama Elisabet Ndiwaen menegaskan bahwa menjaga hutan berarti menjaga jati diri manusia.
Hutan sebagai penyedia kebutuhan manusia
09:26
Mama Elisabet Ndiwaen menjelaskan bahwa hutan Papua sangatlah kaya untuk menyokong semua kebutuhan dan keperluan hidup mereka.
Hutan sebagai sumber mata pencaharian manusia
01:06
Mama Elisabet Ndiwaen menjelaskan bahwa hutan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan.
Hutan sebagai pemberi makan manusia
01:36
Mama Elisabet Ndiwaen memaparkan hasil hutan yang ada di alam dapat dijadikan sumber makanan.
Perselisihan
01:51
Perselisihan yang telah memisahkan masyarakat Papua. Kehidupan dulu dan sekarang mereka menjadi jauh berbeda.
Hutan yang tersisa
01:32
Lahan hutan yang tersisa menjadi tempat bertahan masyarakat Papua (masyarakat awam).
2019
Sutradara
:Elisabet Ndiwaen
Produser
:Urbanus Atek Kiaf
Rumah Produksi
:Papuan Voices Merauke
22
SINOPSIS
Masyarakat adat masih hidup tergantung dengan alam dan menjaga hutan adat sebagai jati diri.
Karena menganggap hutan sebagai ibu yang membesarkan anak-anaknya, Mama Elisabet Ndiwaen selalu bersuara mempertaruhkan dirinya untuk hutan adatnya yang sudah dibabat abis oleh PT. Dongeng Prabawa, perusahaan kelapa sawit di Kampung Tagepe, Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke, Papua.
Mama Elisabet Ndiwaen selalu mencari di mana masyarakat adat dan keluarganya yang hidup di pinggiran hutan sisa pembongkaran perusahaan kelapa sawit. Aktivis masyarakat adat yang hidup sangat kesal dan prihatin akan persoalan mereka. Siapa yang akan bicara dan memperhatikan masalah-masalah masyarakat adat?
Penghargaan
Finalis, Festival Film Papua (FFP) 2019
Lihat lebih banyak
Dokumenter Terkait
Menyelam Bersama Hiu dalam Perspektif Konservasi
2019. 5 mnt
Artikel Terkait
Masuk
Silahkan masuk untuk menonton
MasukTidak punya Vitamin? Klik di sini untuk lihat cara berlangganan
Daftar sekarang